(Kampus, Syari’ahwalisongo.ac.id) – “Jika yang selama ini mahasiswa bayar sendiri, maka nanti harus diganti ketika dana sudah cair,” ujar Fauzin, M.Ag sebagai pembina mahasiswa bidik misi dalam acara pembinaan mahasiswa bidik misi, Selasa, (26/2). Acara pembinaan ini berlangsung di lantai dasar aula 1 kampus 1 IAIN Walisongo.
Acara pembinaan ini diselenggarakan untuk terjalinnya komunikasi antara mahasiswa bidik misi dan pembina pihak IAIN Walisongo. Dalam prosesnya memang mahasiswa yang berprestasi dan dibiayai oleh negara itu tidak selamanya mulus berjalan. Karena masih ada kendala keuangan yang belum terpenuhi secara maksimal. Namun dengan adanya dialog ini mahasiswa menjadi lebih jelas pemahamannya.
Adapun terkendalanya pencairan dana dari pihak birokrasi disebabkan karena memang banyak kendala di pusat. Terutama untuk tahun 2012 karena ada beberapa kendala teksnis. Tapi terlambatnya pencairan dana itu jangan dijadikan kendala untuk proses belajar-mengajar.
“Terlambatnya pencairan dana ini jangan menjadi halangan untuk proses belajar-mengajar. Karena nanti pasti jika sudah beres pencairan dana di pusat pasti akan disampaikan kepada mahasiswa,” tambah Fauzin, M.Ag.
Sebagai mahasiswa IAIN seharusnya sangat beruntung. Karena beasiswa bidik misi secara menyeluruh di Indonesia semuanya mendapatkan 6 juta. Untuk mahasiswa IAIN uang sebanyak itu untuk ukuran mahasiswa IAIN sangat mencukupi. Atau bahkan lebih. Tapi untuk mahasiswa bidik misi yang ada di UIN misalkan, mereka harus nomboki (melengkapi). Karena untuk bayar SPP diluar IAIN lebih dari 6 juta. Ada yang 9 juta ada juga yang sampai 10 juta.
“Menjadi mahasiswa bisik misi IAIN harusnya sangat beruntung karena SPP di IAIN sangat rendah. Berbeda dengan di UIN yang SPP 9 sampai 10 juta,” pungkas Fauzin. (C3-P)
Leave A Comment