Pentingnya ilmu falak semakin hari semakin menunjukkan urgensitas ilmu falak dalam perkembangan masyarakat muslim di Indonesia. Lebih-lebih sebentar lagi kita memasuki bulan suci Ramadlon, di mana awal dan akhir Ramadlon sering menjadi pemicu perbedaan pendapat di antara tokoh-tokoh organisasi sosial keagamaan di negeri tercinta. Kearifan para pemimpin ini dituntut untuk lebih memahami berbagai persoalan masyarakat.
Begitu juga dengan arah kiblat yang belakangan ini menjadi isu sentral di kalangan umat Islam. Isu arah kiblat yang dilatarbelakangi oleh banyaknya gempa bumi dan tsunami di Indonesia ini memberikan inspirasi bagi seorang mahasiswa Program Doktor di IAIN Walisongo untuk menggarap dissertasi berjudul “Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya”.
Dissertasi ini diujikan tertutupkan hari ini, Sabtu 16 Juli 2011 di depan Tim Penguji Prof. Dr. Ahmad Gunaryo, Prof. Dr. Sri Suhanjati, Prof. Dr. Thomas Jamaluddin, Ahmad Hakim, Ph.D., dan Dr. Imam Yahya, di bawah bimbingan Prof. Ahmad Rofiq dan Dr. Ing. Hafidz dari Bakorsurtanal Jakarta.
Promovendus, Ahmad Izzuddin merupakan dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Walisongo dan anggota Badan Hisab Rukyah Pusat yang sudah banyak malang melintang dalam disiplin ilmu Falak. Bersama Drs. KH Slamet Hambali, MA. Promovendus mengelola program studi ilmu Falak di Fakultas Syariah.
Beberapa yang menjadi pokok diskusi di antaranya: Sdr pernah menulis Fiqh Hisab Rukyat, sekarang tentang arah kiblat? Apa yang sdr harapkan dari judul besar ini. (2) Arah kiblat dengan arah menghadap kiblat. Pa Slamet “Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Segitiga siku-siku darai Bayangan Matahari Setiap Saat”, P Nabhan Masputra “Penentuan Arah Kiblat dengan Sinar Matahari”. (3) Apa yang menjadi tawaran teori besar yang sdr inginkan? (4) Membedakan dari karya ilmiah berbasis Tehnik Geodesi seperti Guna Putri dalam tulisannya “Analisis Penentuan Arah Kiblat secara Geodetis dan Astronomis”. (5) Mengapa para ulama terdahulu tidak melakukan pendefinisian arah kiblat. Mereka lebih banyak melakukan perdebatan tentang kiblat (arah kiblat) arah menghadap kiblat. Antara ainul qiblat dan jihatul qiblat. (6) Bagaimana perkembangan ilmu falak di dunia islam selama masa kemunduran Islam. Sdr menyebutkan ada ilmu al-miiiqaa (ilmu hisab rukyat), tapi tidak ada penjelasan buku hasil tulisan ulama masa itu. (7) Mengapa fiqh pada masa abad pertengahan tidak banyak membahas perhitungan arah menghadap kiblat. Minimnya ilmu pengetahuan atau karena data yang belum didapatkan. Ilmu kan dialektif termasuk ilmu falak (empat pola pergerakan angin, hal. 89)
Materi ke (8) Dalam disertasi sdr menyimpulkan 3 teori penentuan arah kiblat; teori trigonometri, teori geodesi dan teori Navigasi. Dan sdr menyatakan bahwa teori geodesi lebih akurat. Bagaimana sdr bisa mengambil kesimpulan ini sementara sdr melakukan uji akurasi atau presisi dengan menggunakan metode trigonometri bola. Kapan sdr melakukan uji akurasi dan presisi terhadap metode-metode pengukuran arah menghadap kiblat yang berbasis teori geodesi ? hal 91 (rashdul qiblat dan azimut), dan Hal 189. (9) Salah satu yang menarik dari sdr adalah program program Al-Miqat yang menurut pengakuan sdr karya sdr dg Aliq Burhani. Software ini bisa menentuakn arah kiblat, bagaimana tehnis program ini? Dalam klasifikasi sdr, program ini menggunakan teori trigonometri, geodesi atau navigasi. (h. 123)
Catatan lain adalah sumber hadits dari al-kutub al-tis’ah, data dan fakta menggunakan rujukan/in note harus jelas, contoh-contoh metode-metode teori geodesi dalam penentuan arah kiblat perlu lebih banyak.*)
Leave A Comment