FSH.post – Para dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Walisongo Semarang kembali mengadakan diskusi ilmiah dosen, Jum’at 27/12/2019). Diskusi rutin mingguan yang berlangsung mulai pukul 09.00-11.00 WIB ini bertempat di Ruang Lab Falak FSH.

Diskusi kali ini membahas tentang menulis jurnal ilmiah dan tips-tipsnya. Pemateri diskusi adalah dosen muda Bagas Heradhyaksa, LL.M.,. Diskusi berjalan menarik dengan menggunakan bahasa inggris.

Rezim keilmuan di pendidikan tinggi sekarang ini adalah rezim jurnal ilmiah. Banyak standart-standart keilmuan yang diukur dari publikasi ilmiah. Salah satu contohnya adalah untuk naik jabatan menggunakan jurnal ilmiah. Menentukan ranking perguruan tinggi pun juga menggunakan parameter jurnal ilmiah. Hal-hal tersebut semakin mejadikan akademisi sangat tergantung kepada publikasi ilmiah. Walaupun tidak dapat dipastikan apakah publikasi ilmiah benar-benar dapat mengukur keilmuan seseorang ataukah tidak.

Bagas mengatakan bahwa menulis jurnal ilmiah bukanlah perkara bisa atau tidak bisa, namun lebih kepada biasa atau tidak biasa. Menulis jurnal sama sekali bukan pekerjaan yang sulit. Hal ini karena sesungguhnya menulis jurnal adalah suatu proses yang sederhana. Langkah-langkah untuk menulis jurnal juga tidak terlalu rumit. Justru proses untuk memiliki keilmuannya itu lah yang jauh lebih sulit. Sehingga, seseorang yang sudah memiliki ilmu yang dalam akan mudah saja untuk dapat menghasilkan jurnal ilmiah.

Terdapat dua tipe akademisi disekitar kita. Pertama adalah akademisi yang memiliki keilmuan dalam tapi kesadaran untuk menulis jurnal ilmiahnya masih kurang. Kedua, adalah akademisi yang tidak memiliki keilmuan yang dalam namun gemar menulis jurnal. Kedua kondisi tersebut tentu kurang ideal. Oleh karena itu, bagi para akademisi yang telah memiliki keilmuan yang dalam diharapkan dapat menuangkannya dalam bentuk jurnal dan bagi yang sudah terbiasa menulis jurnal namun keilmuannya belum terlalu dalam, jangan berhenti berusaha untuk memperbaiki ilmu yang dimiliki”,terangnya. (TIM)