Semarang –  IAIN Walisongo menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informasi RI dalam meminimalisir golongan putih (golput)  dalam Pilpres 2014. Kegiatan kemitraan dilaksanakan dengan dialog publik bertema “Penguatan Partisipasi Pemilihin Pemula pada Pilpres 2014” di Auditorium Kampus I IAIN Walisongo, Jum’at (9/5) bersama 200 pelajar, mahasiswa dan organisasi masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH menyambut baik kegiatan ini. “Kegiatan semacam ini sangat positif untuk mengajak generasi muda pemilih pemula agar mulai peduli dalam Pilpres besok” tegasnya dalam sambutan yang dibacakan Siswo Laksono SH MKm Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi Jawa Tengah.

“DPT Pilpres memang lebih banyak, karena pemuda yang lahir bulan Mei dan Juni sudah dapat hak pilih. Ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemuda” imbuh Gubernur. Partisipasi pemilih di Jateng pada pemilu ini 73,6% meningkat dari Pilgub yang hanya 60%. Ini menandakan ada  pemahaman politik di masyarakat yang lebih baik.

Pemilih pemuda adalah potensi besar. Jangan apatis dengan hak politik. Politik itu arah penentu kebijakan negara. Kebanyakan masyarakat taunya politik itu kotor, padahal politik itu adalah proses pemberdayaan sistem masyarakat yang baik. Banyaknya golput, lanjut Gubernur, dikarenakan alasan ideologi apatis dan tidak masuk DPT. Satu suara sangat berarti untuk bangsa. “Nggak nyoblos ngak keren” ujar Ganjar.

Senada dengan itu, Freddy H Tulung Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo RI menyampaikan bahwa pemerintah wajib membantu KPU dengan program sosialisasi dan edukasi penyelenggaraan pilpres sesuai hasil MoU Kominfo dengan KPU Pusat. “Sebab pemilu sebagai salah satu ciri demokrasi bangsa berdasar UUD 1945” tegas Freddy. Kita perlu memperkuat politik demokrasi. Dimana ada tiga ciri pilar Indonesia yang perlu ditata yakni globalisasi, demokrasi dan pemilu.

Ada kekhawatiran bahwa masyarakat mulai apatis dalam pemilu. Ini ditunjukkan dengan turunnya partisipasi pemilih secara drastis. Misalnya tingkat partisipasi pemilih tahun 2004 pileg 84%, pilpres tahap I 79% dan pilpres tahap II 77%. Adapun tahun 2009 pileg 71% dan pilpres 73%. Ini jelas bahwa golput 28% dengan jumlah 49,2 juta penduduk pada tahun 2009.

H Abhan Misbah SH Ketua Bawaslu Jawa Tengah menjelaskan bahwa pemilih yang acuh bahkan golput lebih besar lebih karena belum adanya komunikasi dari 3 sisi. Yang dimaksud adalah komunikasi penyelenggara, peserta pemilu dan masyarakat pemilih harus sama-sama punya integritas. “Kalau tidak punya integritas maka pemilih tidak tertarik dalam partisipasi pemilu” tegas Abhan.

Partai politik, lanjutnya, belum memberikan pendidikan politik yang baik. Ini dibuktikan dengan rekrutmen calon legislatif masih kurang efektif dan tidak transparan, sehingga masyarakat tidak berminat memilihnya, jadi golputnya banyak.

M Hakim Junaidi MAg Komisoner KPU Jawa Tengah memberikan dorongan pada generasi muda untuk tidak golput. Hakim juga menjelaskan pada para pemilih pemula bahwa syarat bisa mengajukan Presiden adalah partai atau gabungan partai yang kursinya 20% atau 25% suara sah. Jika demikian, diprediksi akan ada tiga pasang calon. 9 Juli 2014 yang sudah usia 17 tahun sudah boleh ikut menyoblos” tegas Hakim.

Wakil Rektor I IAIN Walisongo Dr H Musahadi MAg mengungkapkan masih banyak yang belum puas atas pelaksanaan pemilu, maka dibutuhkan solusi  pemilu dengan pemilih yang banyak. Ada kegelisahan dalam kondisi bangsa ini yakni krisis kepemimpinan. “Maka memilih pemimpin itu hal yang mutlak untuk dirumuskan. Penderitaan lima tahun akan kita rasakan jika kita tidak terlibat dalam pemilihan Presiden” tegas Musahadi.

Tingkat kepercayaan publik semakin menurun sehingga ada istilah “enak jamanku to?”. Kasus korupsi yang melibatkan tokoh partai, pimpinan pemerintah dan pengusaha juga menjadi pemicu golput. Ada kesan makna pemilu tidak merubah nasib orang. Ada orang yang frustasi dengan pemilu, gejala ini harus dibenahi bersama dengan cara pendidikan politik anti golput. “Golput bukan solusi untuk menjadikan bangsa makin baik” ungkapnya.

Para pemilih pemula dipesankan untuk menjadi pemilih yang cerdas dengan memahami filosofi pilpres untuk cinta Indonesia. “Pemilih juga harus memahami visi, kapasitas, komitmen dan integritas para calon Presiden” imbuhnya. Pemimpin yang baik adalah memahami anatomi bangsa. Misalnya soal kelaparan ini adalah masalah ada yang rakus terlalu banyak makan sehingga ada pihak yang tidak dapat makanan. Maka butuh transformasi keadilan.

“Hati-hati dengan isu agama dalam Pilpres. Sebab ini akan menjadi isu nasional. Dan pemilih pemula harus kritis jangan diapusi. Hindari cara-cara kekerasan dan radikalisme politik” pungkasnya.(Rikza)

6 Outperforming Financials Being Bought
tube8 I was involved in the location scouting aspect of the film

The Real Truth About Beyonce
video porno well fitted wardrobe defined men of the early 1960s

Different Career Fields in Photography
xvideos dressed up with a glitzy Versace vest

How to French Maid Costume
porno flappers plus the blues old

How to Get a Modern Day Louise Brooks Flapper 1920s Look
xhamster healthy tw styles polo

The 2013 Lexus GS 450h
free porn sites recognised iv first eliminate becomes nc

6 Great Halloween Costumes for Pregnant Women
large porn tube Please follow Jacopo on Twitter and preorder his upcoming novel

Casual Men’s Fashions in the U
snooki weight loss This will secure your toes
cartoon porn